Hari Kedelapan (26 September 2017)
Hari terakhir di Jepang. Sebenernya di itinerarynya banyak
tempat yang saya rencakan untuk dikunjungi. Tapi karena hari terakhir, jadinya
difokuskan untuk belanja oleh-oleh saja.
Tujuan kita adalah Dotonburi street dan Shinsaibashi-suji Street. Dari
Shinimamiya Station kami menuju ke
Shinsaibashi Station. Keluar dari stasiun kemudian masuk ke gang, sudah
sampailah kita di Shinsaibashi street. Sepanjang jalan banyak orang jualan
macem-macem. Mulai dari pernak pernik, tas, baju, supermarket, warung makan,
pakaian, lengkap dah. Tempat yang tepat untuk menghabiskan uang. Di sini kita
nemuin warung makan curry yang rasanya enaaak banget. Pokoknya gak bakal rugi
deh. Namanya Curry House Coco Ichibanya. Saya pesan kari dengan
bayam dan suwiran ayam. Sumpah, walaupun keliatannya simple tapi rasanya
lezaaaat. Saya baru tahu ternyata di Indonesia sudah buka cabang, jadi list
tempat makan yang harus dicoba nanti sekembalinya ke Indonesia. Oiya, sebagai
perbandingan, kita sempet ngerasain curry malaysia di bandara KL. Rasanya
jauuuuh banget. Lebih enak Curry Jepang.
Kari mantab
Shinsaibasisuji-shopping district ini langsung terhubung ke
Dotonburi street. Kalau di Dotonburi sini kebanyakan jualan makanan. Dan bisa
nemuin logo Glico yang melegenda itu. Glico ini semacam perusahaan yang
memproduksi berbagai macam produk makanan, yang kebanyakan berupa roti dan
coklat. Awalnya saya juga gak tau kalau logo Glico ini terkenal, saya justru
tau logo ini ketika membaca manga worst (terusan dari manga crows). Ada salah
satu karakter bernama Guriko, nah karakter ini digambarkan seperti logo Glico.
Karena tadi udah makan curry yang super lezat, jadinya di dotonburi kami gak
banyak jajan. Tapi istri penasaran sama Rikuro cheesecake. Dan
pengen membelinya. Yaudah demi memenuhi hasrat sang istri kami cari toko roti
tersebut. Dan akhirnya ketemu. Namun istri gak jadi beli karena ukuran kuenya
gede banget. Kalau dibeli takut gak habis dan saya gak terlalu suka cake kayak
gitu. Jadilah Cuma menonotn dari depan sambil ngiler. Dan dari dotonburi street
ini tak terlalu jauh dari Namba Station, jadilah kita balik penginpan langsung
melalui stasiun namba.
Logo Glico
Keramaian Kota Osaka
Karena malam ini kita harus cabut balik ke Indonesia,
jadilah kita packing barang-barang dan persiapan balik. Oiya kita balik ke
Indonesia melalu Kansai Airport. Setelah mandi dan beres-beres, kitapun
bergegas ke bandara menggunakan kereta dari Shinimamiya Station menuju Kansai
Airport. Kala itu waktu menunjukkan pukul 17.00. Lama perjalanan sekitar 1,5
jam. Tiba di Airport kita langsung bergegas check in. Antrian ‘Udara Asia’
cukup panjang, jadi diharap teman-teman jika menggunakan maskapai ini harap
jangan mepet-mepet check innya. Selesai check in kita makan ramen dulu di bandara. Alhamdulillah juga ramennya halal. Selesai makan kita mencoba cari musholla. Dan ternyata
musholanya jauhhhhh banget gan. Kita sampe lari-lari takut nanti telat
boarding. Musola berada di pojokan. Kalau searching di internet sih ada 3 spot
musholla di Bandara Kansai. Tapi karena bingung saya tanya saja ke petugas, dan
petugasnya awalnya bingung maksud saya, mungkin jarang ada orang yang
menanyakan musholla / prayer room. Tapi akhirnya petugas tersebut mengerti dan
mengarahkan saya ke musholla yang jaraknya jauhhh banget.
Setelah selesai sholat kami bergegas lagi ke ruang tunggu
untuk segera boarding. Pesawat kami pukul 22.00 take off. Setelah masuk
pesawat, dan kemudian terbang, tak berapa lama sayapun terlelap.
Hari Kesembilan (27 September 2017)
Dijadwalkan tiba di
KL pukul 04.00 (waktu malaysia lebih lambat 1 jam, jadi lama perjalanan 7 jam)
tapi ternyata pesawatnya kecepetan 1 jam. Baru kali ini kayaknya aku ngalamin
pesawat kecepetan 1 jam. Hahaha. Jadi Jepang – Malaysia Cuma ditempuh 6 jam.
Karena masih cukup pagi, kamipun cari spot buat tidur di bandara. Sekitar pukul
07.00, kami bersih-bersih, Cuma cuci muka gak mandi karena males. Setelah itu
kami mau jalan-jalan keliling Maalaysia dulu karena penerbangan ke jakarta
pukul 17.50.
Oiya karena kita sudah masuk di bagian transit, sebenernya
kita gak bisa keluar dari bandara. Saya sampe muter-muter gak jelas tetep aja
gak nemu pintu keluar. Akhirnya kita minta ijin ke petugas buat keluar menuju
terminal kedatangan. Setelah itu kita masuk ke bagian imigrasi, dan voila,
akhirnya bisa keluar dari bandara. Kita titip tas dulu di penitipan bagasi.
Kita menuju ke pusat kota Kuala Lumpur via bus karena itu lebih murah dibanding
naik taksi ataupun kereta. Kita tiba di KL sentral, stasiun paling rame di KL
karena menjadi pusat pertemuan semua moda transportasi. Perjalanan dilanjutkan
menggunakan MRT menuju KLCC. Tujuan kita tidak lain dan tidak bukan adalah
Menara kembar petronas. Belum ke KL kalau belum ke sini.
Petronas
Dari Petronas kita menuju ke Pasar Seni, pusat oleh-oleh di
Malaysia. Mulai dari baju, gantungan kunci, pajangan, tas, pernak-pernik, dll.
Karena sudah cukup lelah dan kepala saya pusing, kami memutuskan balik ke
bandara saja.
17.50 pesawat take off menuju bandara Cengkareng Jakarta.
Tiba di jakarta sekitar pukul 19.00. Akhirnya kembali ke Indonesia setelah
berpetualang ke negeri orang. Liburan telah usai. Siap menghadapi realita.
Jalan-Jalan ke Jepang
Jalan-Jalan ke Jepang